Depok Dari Masa Ke Masa Sejarah Yang Terungkap

Webinar Depok dari masa ke masa sejarah yang diungkap , Minggu (5/9/2021)

Depok | Ketua PGI Depok Bebalazi Zega M.Th berkolaborasi dengan Ketua PIKI (Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia ) Mangaranap Sinaga ,SE.MH menyatukan persepsi, Minggu (5/9/2021) mengadakan kegiatan webinar dengan tema Depok dari masa kemasa ,sebagai narasumber , Kaom Depok Keturunan dari 12 Marga Boy Loen SE.MBA.MM ,Dosen FIB Univ.Indonesia Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora, Dr Liilie Suratminto , Sekretaris DPC PIKI Dr. Retno Daru Dewi S.Psi,M.Psi , Ketua DPD PIKI Arijan Manurung.

Kaom Depok Boy Loen

Para peserta dihadiri Warga Kota Depok ,Pimpinan Gereja Kota Depok ,Pengurus Persatuan Intellegensia Kristen Indonesia (PIKI) ,Pengamat dan Pemerhati Sejarah.
Ketua PIKI Mangaranap didampingi Ketua PGI Depok Bebalazi saat ditemui mengatakan bahwa tujuan seminar ini menghadirkan narasumber yang berkompeten untuk menyampaikan sejarah Depok melalui ,Mengenalkan sejarah Depok dan mengetahui kapan sebenarnya kota Depok sudah ada dan sejarah yang menyatakan bahwa Kaoem Depok bukanlah orang Depok serta Sejarah Kekristenan juga dimulai dari Depok,”ungkapnya.

Kaom Depok dari Marga 12 Boy Loen dalam paparnya mengatakan ,”De land Depok atau Tanah Depok sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi terangkat dan terkenal ketika Cornelis Chastelein membeli tanah Depok dari Lucas van der Meur pada 18 Mei1696. Sebelumnya Lucas van der Meur membeli tanah Depok dari pemerintah Batavia pada 15 Oktober 1695 dengan harga f.300,- (Tiga ratus gulden).
Ketika Chastelein membeli tanah Depok dari Lucas van der Meur, tanah Depok belum dikelola secara ekonomi, mengingat bahwa Chastelein selama berkarir di VOC menempati jabatan terakhir sebagai Tweede Opperkoopman atau Purchasing General Manager, maka dia mengusahakan lahan tidur Depok menjadi lahan yang menghasilkan pendapatan dengan mendatangkan 150 budak yang dibeli pada tahun 1693 – 1697 dari pasar budak di Bali. Para budak tersebut berasal dari Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa .

Para Budak (kuli bangunan) inilah yang menjadi penduduk pertama di lahan Chastelein di Depok dan mereka membuka lahan pertanian dengan menanam tanaman yang menghasilkan hasil bumi untuk di ekspor dan mengajarkan system pertanian,memperkenalkan iman kristiani kepada para budaknya dengan mengajarkan baca tulis.
Dari sinilah kemudian lahir umat kristiani pertama di Depok dan dalam kurun waktu yang cukup singkat didirikanlah Gereja pertama di Depok pada tahun 1700 yang sekarang dikenal sebagai Gereja Immanuel Depok.

Pada 28 Juni 1714 Cornelis Chastelein meninggal dan berdasarkan surat wasiat yang dibuatnya secara notaril, tanah Depok diwariskan kepada para budaknya yang memeluk agama Kristen.
Kaoem Depok panggilan untuk keturunan para budak ahli waris De land Depok terdiri dari 12 nama keluarga atau Family Name yaitu : Bacas, Isakh , Jacob, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, Zadokh.

Menurut buku registerasi pernikahan dan baptisan gereja nama kedua belas fam ini baru digunakan pada akhir abad ke 19.
Kaoem Depok pernah mendapat julukan sebagai Belanda Depok, karena pada awal kemerdekaan RI Kaoem Depok masih fasih berbahasa Belanda yang diperkatakan baik di rumah, sekolah maupun tempat kerja. Itulah sebabnya sekarang ini ada sebagian dari antara masyarakat Kota Depok timbul klaim bahwa merekalah sebenarnya orang Asli Depok padahal tutur katanya berdialek Betawi ora ,”papar Boy Loen mantan pengurus YLCC dua periode

Red/ish
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *