FKUB Gelar Diskusi, Membangun Toleransi dan Moderasi Beragama di Kota Depok

FKUB Depok gelar diskusi, membangun toleransi dan moderasi beragama, Minggu (19/6/22)

Depok | Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB) Kota Depok menggelar diskusi dengan tema : Membangun Toleransi dan Moderasi beragama di Kota Depok, yang dihadiri oleh para majelis agama, berlokasi di Resto Simpang Raya Margonda, Minggu ( 19/6/22).

Acara tersebut dimoderatori oleh KH. Kholadi dan yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut yakni dari kemenang Kota Depok H. Hasan Basri, Kesbangpol Dewi, perwakilan dari umat Muslim ketua FKUB, Habib Muhsin Al athas dan dari umat non Muslim Mangaranap Sinaga selaku Sekum PGIS.

Depok termasuk dalam predikat kota paling intoleran, menurut ketua FKUB, Habib Muhsin Al athas hal itu perlu dipertanyakan apa yang menjadi dasar mengatakan hal tersebut, tidak boleh seenaknya memberikan rapot kepada Depok dengan predikat kota intoleran.

Ketua FKUB Habib Muhsin Al athas memaparkan,” bahwa FKUB Kota Depok dalam tahun ini sudah mengeluarkan 64 rekomendasi IMB Gereja di Depok, sementara untuk daerah lain di Indonesia tidak ada yang mengeluarkan lebih dari 60 rekomendasi IMB Gereja, namun tetap saja Depok disebut kota intoleran,ini harus dipertanyakan kebenarannya,” kata Habib yang sudah memimpin FKUB selama dua periode ini.

” moderasi beragama, moderasi itu moderat artinya jalan tengah, kalau orang beragama itu jangan keterlaluan namun juga jangan memudahkan tapi bukan menghilangkan esensi keagamaan, seorang beragama harus militan harus fanatik dengan agamanya, namun jangan merendahkan ajaran agama yang lain,” ungkapnya.

Dikesempatan yang sama , masih sebagai narasumber , Sekretaris Umum PGIS Kota Depok Mangaranap Sinaga membeberkan beberapa catatan penting secara umum yakni 1. bangun toleransi dimulai dari diri kita sendiri, 2. peranan pimpinan umat itu penting , ini menjadi program utama di PGI , 3. peranan pemerintah yang harus menjadi contoh harus punya program, kalau dikatakan Depok kota intoleran, maka Pemerintah Kota Depok harus punya program seperti Bogor punya program toleransi, 4. FKUB sebagai lembaga yang dapat membangun toleransi dan moderasi beragama harus lebih diperhatikan, jelas Mangaranap yang juga bendahara FKUB.

” FKUB lembaga yang luar biasa bisa memberikan rekomendasi IMB Gereja sebanyak 64 , berbeda dengan daerah lain, program sosialisasi program bersama umat beragama, saya bangga banget di Depok, tidak ada yang tidak bisa kita bangun toleransi, kita harus buktikan berharap tahun 2022 kita mendapat predikat kota toleransi,” ujarnya.

Usai acara, perwakilan Pemerintah kota Depok Kesbangpol Kabid Kesatuan bangsa dan politik Dewi Indrianti, mengapresiasi diadakannya kegiatan ini, sebab FKUB merupakan organisasi forum yang memiliki peran dialog tentang keagamaan yang memberikan edukasi kepada masyarakat tentang keberagaman.

” Tentang issu Kota Depok intoleran dalam sebuah pemberitaan media yang dimuat di media, indikatornya apa, dia bisa mengatakan itu ? Kalau dlibilang ada kaitannya dengan kebijakan RPJMD, Depok memiliki visi misi , maju, berbudaya dan sejahtera yang ada diprogram misi ketiga yakni mewujudkan masyarakat yang religius berbasis kebhinekaan dan ketahanan keluarga. Kita masyarakatlah yang bisa merasakan intoleran atau tidak ,”pungkasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Kemenag Kota Depok H. Hasan Basri ,” dalam rangka mengkanter Kota Depok, kota Intoleran, maka FKUB melakukan diskusi ini, karena memang hampir 2 tahun tanpa ada kegiatan tatap muka, hal ini menimbulkan satu polemik kesalahan berdampak pada keberadaan Kota Depok itu sendiri, “ungkapnya.

Ditambahkannya, ” Namun dalam pertemuan ini, bisa menjadi salah satu upaya, kedepan imagenya bisa kita ubah, kita akan memanggil SETARA Institut untuk diskusi. MUI dan Pemerintah Kota Depok akan mengadakan pertemuan hal ini termasuk perwakilan dari RT/RW tiap Kelurahan, “harapnya.

( Rh sinaga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *