SMPN 12 Depok Satu-satunya Sekolah Penggerak Tingkat SMP Negeri di Kota Depok

Kepala Sekolah SMPN 12 Depok Mu'awanah saat acara semarak HARDIKNAS 2024 di alun-alun GDC Kota Depok

Depok – Kejarnews.com Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional yang diperingati pada tanggal 2 Mei, Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pendidikan Kota Depok menggelar Semarak Hardiknas yang diikuti oleh seluruh sekolah negeri dan swasta di Kota Depok.

Dari pantauan media, pada acara yang digelar selama 2 hari 4-5 Mei 2024 di Alun-alun GDC Kota Depok tersebut terdapat banyak stand/pameran diantaranya stand setiap sekolah berupa expo pendidikan, stand UMKM termasuk stand Sekolah Penggerak.

Stand/ Pameran Sekolah Penggerak tersebut merupakan karya sekolah Penggerak angkatan ke-2 dan ke-3, salah satu diantaranya adalah SMP Negeri 12 Depok dengan kepala sekolahnya , Mu’awanah dan untuk saat ini perlu diketahui bahwa hanya SMPN 12 Depok yang satu-satunya Sekolah Penggerak tingkat SMP negeri di Kota Depok, dan diikuti oleh SMP swasta Citra Negara, SMP Islam kreatif Al-Khoeriyah, SMP Bina Insan Kamil, SMP Mazaya, SMP TQT, SD dan PAUD.

Kepala sekolah SMPN 12 Depok, Mu’awanah (Sekolah Penggerak angkatan ke-3) mengatakan bahwa pada stand ini dipamerkan tentang proses lahirnya sekolah penggerak, beserta kegiatannya bagaimana pembelajaran berpusat pada murid jadi ditingkatkan kualitas gurunya sehingga dibuatkan workshop, kreativitas siswa mulai dari proses hingga tercipta hasil produk-produknya.

“Kalau Sekolah Penggerak memang syaratnya harus Kepala sekolahnya dulu mengikuti test dari Kemendikbudristek, setelah lulus baru akan dirangkul dengan diberi pelatihan-pelatihan selanjutnya pelatihan itu harus bisa dimplementasikan atau kita tularkan pada guru-guru di sekolah kita, jadi tergerak, bergerak dan menggerakan,” Jelas Mu’awanah yang biasa dipanggil bu Mamu( Sabtu,4/5/24).

Imbuhnya, tergerak dulu, mau ikut mendaftar dan mengikuti test setelah lulus kemudian bergerak dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan setelahnya menggerakkan kepada sekitar sekolah .

Lanjutnya, “kalau Sekolah Penggerak harus melaksanakan kegiatan yang sudah digariskan oleh Kemendikbudristek, jadi kita dibawah bimbingan tidak boleh melenceng , melaksanakan kurikulum merdeka dengan berpedoman dari Kemendikbudristek, sementara sekolah yang bukan sekolah penggerak tetap melaksanakan kurikulum merdeka namun sesuai kemampuannya, dan ini dilaksanakan selama 3 tahun, kita dapat ilmu langsung ditularkan ke para guru,” ungkapnya.
(Rohana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *