Jakarta. |. Laporan Future of Jobs 2023 memprediksi perubahan pasar tenaga kerja yang terjadi hingga 2027. Meski 83 juta jenis pekerjaan diperkirakan akan tergerus oleh digitalisasi, namun transformasi teknologi menciptakan 97 juta pekerjaan pekerjaan baru. Hal ini tentu menjadi peluang bagi generasi Z yang diprediksi menyumbang tenaga usia produktif pada 2040 hingga 64% dari total jumlah penduduk (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2023).
Fadli Rahman, milenial muda yang menjabat Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PT Pertamina Power Indonesia, membagi pengalaman penting membangun karir sejak usia dini dalam gelaran Open House Universitas Pertamina (UPER) bertema “Energizing Your Future” (03/02). Acara tersebut dihadiri hampir 600 siswa siswi SMA, orang tua dan sejumlah guru yang berasal dari berbagai daerah di Jakarta dan sekitarnya, Aceh, Batam, Solok, Lampung, hingga Melawai.
“Dari 2.000 pelamar dalam rekrutmen Pertamina New Renewable Energy, kami memilih 20 pekerja baru, termasuk lulusan UPER. Keaktifan selama berkuliah menjadi faktor penentu dalam memilih kandidat. Ini memperlihatkan bahwa kandidat juga perlu terlibat dalam organisasi dan pengalaman magang. Pada gilirannya membantu mengembangkan keterampilan maupun kualitas berpikir yang matang untuk menghadapi tantangan di lingkungan kerja,” ujar Fadli.
Senada dengan pernyataan Fadli, praktisi HRD Hary Kuswanto sebagai Talent Acquisition and Learning PT Pertamina Hulu Energi, turut menyatakan bahwa pengalaman bekerja menjadi hal yang dipertimbangkan oleh HRD dalam memilih kandidat pekerja.
“Selain prestasi akademik, pengalaman pekerjaan membuka kesempatan pelamar terpilih. Kandidat yang sudah memiliki pengalaman kerja, cenderung akan lebih berkompeten dalam menyelesaikan berbagai hambatan yang dinamis di dunia kerja,” tambah Hary.
Sementara itu motivator milenial dan CEO Masuk Kampus, Indra Sugiarto, serta pakar psikometri, Boby Suwandi, memberikan pemahaman terkait minat bakat saat memilih program studi dan karir masa depan.
“Siswa siswi dapat melakukan penilaian diri atau dapat mengikuti tes minat bakat. Selain itu, perlu berdiskusi dengan guru BK di sekolah, lembaga penasihat karir, maupun orang tua. Siswa juga dituntut aktif untuk mencari informasi program studi dan mengikuti berbagai kegiatan yang ada,” ujar Indra.
Hal itu diamini Jihandini Rhodiya, alumni Universitas Pertamina yang baru sukses menembus rekrutmen di PT Pertamina Lubricants.
“Selama masa studi, saya menyadari pentingnya melibatkan diri dalam pengalaman praktikal tidak hanya akademik. Untuk memperluas wawasan dan keterampilan saya bergabung menjadi asisten laboratorium, mengikuti kerja praktik, dan menjalani pelatihan seperti ISO. Selain itu, keberhasilan dalam mencapai tujuan untuk bekerja di Pertamina didukung oleh layanan karir terpusat kampus. Melalui Program Lulusan Merah Putih saya mendapati bimbingan yang menjadi bekal dalam menghadapi proses rekrutmen kerja,” pungkas Jihan.
Kegiatan Open House kali ini juga dilengkapi dengan penyampaian informasi terkait program studi yang lulusannya bakal dibutuhkan di masa depan. Misalnya peminatan energi baru terbarukan, bioteknologi, automation and internet of things, geofisika artificial intelligence dan perminyakan.
“Dalam kegiatan ini, siswa siswi dan orang tuanya dapat memahami mengenai tren dan peluang karir masa depan melalui pameran hasil riset mahasiswa, talkshow, dan diskusi. Serta berbagai pilihan program studi di Universitas Pertamina untuk membangun karir masa depan. Kami juga menyampaikan tentang program Lulusan Merah Putih, yang menyiapkan mahasiswa terbaik Universitas Pertamina untuk mengisi 45 posisi karir di Pertamina grup,” ujar Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir MS.
Sebagai informasi, saat ini kampus besutan PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang untuk berkuliah di UPER. Bagi calon mahasiswa yang tertarik, dapat mengakses informasi selengkapnya melalui https://pmb.universitaspertamina.ac.id/
(ish)