Disdik Kota Depok Gelar Renja Untuk 2026, Beasiswa dan Pendidikan Gratis

Depok. | Dinas Pendidikan Kota Depok gelar Forum Rencana Kerja (Renja) Tahun 2026, bertempat di Aula Balai Kota Depok, Lantai 10. Rabu (13/03/25).

Rencana Kerja dengan mengusung tema “Bersama Depok Maju Melalui Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Forum ini menjadi wadah strategis bagi pemerintah, tenaga pendidik, serta berbagai pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan pendidikan di Kota Depok.

Dalam paparan Kepala Dinas Pendidikan Siti Chaerijah menyampaikan,”ada empat isu strategis renja 2026 yaitu “Peningkatan akses pendidikan, kualitas,tata kelola pendidikan dan relevansi pendidikan,”ungkapnya.

“Program rencana kerja bidang sekolah, bagi tingkat PAUD,SD,SMP telah disusun dan dirangkum. Untuk tingkat SMP renja bidang sekolah di awali dengan dukungan makan bergizi gratis, Pendampingan sekolah ramah anak, Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan, Penyelenggaraan bantuan pendidikan (bagi siswa sekolah swasta Rp.3 juta/thn dan perlengkapan peserta didik bagi siswa sekolah negeri ), Pembinaan bagi peserta didik yang memiliki talenta, Penyelenggaraan unit layanan disabilitas, Pendampingan pengelolaan dana BOS APBN,”paparnya.

Ditambahkannya, rencana kerja untuk bidang sarana dan prasarana pendidikan antara lain, pengadaan perlengkapan sekolah (Sekolah dan kelas Olahraga dan kelas seni), Pengadaan alat praktik dan peraga (Lab IPA, Komputer) , Pengadaan Mebel dan pemeliharaan sekolah,”jelasnya.

Menurut Sekda Kota Depok Nina Suzana, forum ini bukan hanya sekadar tempat berkumpul dan mendengarkan paparan dari narasumber. “Kami ingin mendapatkan masukan dari para peserta terkait hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam dunia pendidikan di Depok,”ungkapnya

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan parah serta penyediaan fasilitas pendukung seperti toilet bersih. Ia juga menekankan bahwa keterbatasan anggaran tidak boleh menjadi alasan untuk mengabaikan kebutuhan mendasar dalam pendidikan.(ish).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *