Depok – kejarnews.com | Lembaga Anti Narkotika Kota Depok Gandeng Badan Narkotika Nasional ( BNN) menggelar talkshow terkait Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN), di Cofee Mangat, jl. Radar Auri Cimanggis kota Depok, Sabtu(30/4/22).
Dalam rangka turut Memeriahkan hari Jadinya Kota Depok yang ke-23 dan jelang Idul Fitri 1443 H, LAN bersama BNN adakan talkshow P4GN dan Buka Puasa bersama yang mana menjadi narasumber dari BNN, Bagus Wicaksono serta Togaf bagian WRC LAN. Dalam sambutannya ketua LAN, Ryan Ishak S.Sos , dan didampingi oleh Sekretaris Viktor, SE, serta Bendahara, Yuyun, mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada para tamu undangan yang hadir dan berharap dengan digelarnya kegiatan ini yang menjadi tupoksi LAN yakni mengedukasi masyarakat tentang bahayanya penyalahgunaan narkoba boleh tersampaikan, dan mengajak masyarakat untuk menjauhi narkoba, Narkoba No, prestasi Yes, sebutnya.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Perayun S.Pd berjalan lancar dan tetap prokes yang turut dihadiri oleh siswa dan guru SMPN 27 Depok, IKAMi ( Ikatan Advokasi Muslim Indonesia), PWOIN ( Perkumpulan Wartawan Online independen). Dalam talkshow ini Bagus menerangkan, bahwa berdasar data BNN, orang yang terkena narkoba dimulai usia 10 tahun, yang mana anak yang terkena tersebut dikelabui melalui permen, oleh sebab itu orang tua harus mengingatkan dan menjelaskan pada anaknya akan hal itu, jelas Bagus.
Togaf selaku WRC LAN menceritakan pengalamannya di lapangan, dimana ada orang-orang pelaku kesenian yang memakai daftar G seperti tramadol sebelum tampil yang diyakini untuk menambah kepercayaan diri. Untuk hal itu Togaf hanya bisa mengedukasi bahwa konsumsi daftar G itu membuat ketagihan yang menyebabkan dosisnya minta ditambah terus, sehingga ketergantungan ataupun menjadi pecandu dan berefek untuk kesehatan tubuh.
Benny, ketua PWOIN dalam sambutannya mengatakan bahwa narkoba seperti virus. ” Narkoba itu seperti Virus Corona, namun bedanya narkoba dengan Virus Corona yaitu, kalau narkoba tidak ada habisnya sama seperti virus, kalau virus tidak ada obat nya dan musim nya bisa melandai dan maraknya obat daftar āGā yang ditemukan di toko obat tanpa adanya pengawasan, juga di beli secara mudah oleh kalangan remaja atau pun dikalangan pelajar,” ujarnya.
Red/rohana